Ramadhan untuk Menjaga Ketakwaan - Tafsir Ayat Puasa Surat Al-Baqarah 183
Takwa adalah sikap yang selalu sadar dan menghindari diri dari segala hal yang dilarang oleh Allah swt, serta senantiasa melakukan segala sesuatu yang diperintahkan-Nya
Rasulullah bersabda:
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ وَصَامَهُ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ
مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya, “Barang siapa (berdiri) beribadah pada bulan
Ramadhan dan berpuasa karena iman dan mengharap pahala (dari Allah), maka
diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu,” (Muttafaq Alaih).
Dalam Kitab Syarhun Nawawi ‘ala Muslim
وَالْمُرَادُ بِقِيَامِ رَمَضَانَ صَلَاةُ التَّرَاوِيْحِ
Artinya, “Dan yang dimaksud (hadits) beribadah pada malam
hari bulan Ramadhan adalah dengan shalat tarawih.”
Makna Ibadah Ramadhan secara Jasmani
Syekh Muhyiddin dalam Kitab as-Shawmu Fiqhuhu wa Asraruhu menyebutkan:
صَلَاةُ التَّرَاوِيْحِ سُنَّةٌ مُؤَكَّدَةٌ لِلرِّجَالِ
وَالنِّسَاءِ وَهِيَ عِشْرُوْنَ رَكْعَةً وَتُفِيْدُ هَضْمَ الطَّعَامِ
وَتَنْشِيْطَ الْجِسْمِ وَمَغْفِرَةَ الذُّنُوْبِ
Artinya, “Shalat tarawih sangat dianjurkan bagi laki-laki dan perempuan, yaitu terdiri dari 20 rakaat, dan berfaidah menghancurkan makanan (dalam perut), membangkitkan semangat ibadah, dan ampunan dosa-dosa.”
Makna Ibadah Ramadhan secara Rohani
Syekh Muhammad Syamsul Haq Abu at-Thayyib menyebut bahwa ibadah shalat tarawih juga bisa menghapus bukan hanya dosa kecil, namun juga akan memberi ampunan atas semua dosa-dosa besar,
أَيْ مِنَ الصَّغَائِرِ وَيُرْجَى غُفْرَانُ الْكَبَائِرِ
Artinya, “Yaitu, mulai dari dosa-dosa kecil, dan diharapkan ampunan dosa besar.”
Rasulullah saw bersabda:
إنَّ الرَّجُلَ إِذَا صَلَّى مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ حُسِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةٍ
Artinya, “Sesungguhnya seorang laki-laki yang melaksanakan shalat bersama Imam (berjamaah) sampai selesai, maka baginya dihitung pahala beribadah satu malam penuh.” (HR Abu Dawud)
Ramadhan untuk Menjaga Ketakwaan
Selaras dengan misi kita diciptakan dan hidup di dunia yakni tiada lain dan tiada bukan adalah untuk menyembah dan beribadah kepada Allah swt.
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ ٥٦
Artinya: “Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.”
Kemudian terkait makna takwa pada ayat di atas, Syekh Nawawi Al-Bantani menjelaskan ada dua kemungkinan. Ia menjelaskan:
أي تتقون الله بصومكم وترككم للشهوات. فالرغبة فى المطعوم والمنكوح أشد من الرغبة فى غيرهما والإتقاء عنهما أشق. فإذا سهل عليكم اتقاء الله بتركهما كان اتقاء الله بترك غيرهما أسهل وأخف. أو المعنى لعلكم تتقون ترك المحافظة على الصوم بسبب عظم درجاته
Artinya, “(Maksudnya ialah) kalian bertakwa kepada Allah dengan puasa dan meninggalkan syahwat dikarenakan keinginan terhadap makanan dan nikah (jimak) lebih berat daripada keinginan yang lainnya, dan menjaga diri dari keduanya lebih sulit. Jika mudah bagi kalian bertakwa kepada Allah dengan meninggalkan keduanya, maka bertakwa kepada Allah dengan meninggalkan selain keduanya akan lebih mudah dan ringan. Atau maknanya ialah supaya kalian bertakwa dengan tidak meninggalkan menjaga puasa sebab agungnya derajat puasa.
( At-Tafsirul Munir li Ma’alimit Tanzil)
Komentar0