MAMPIR DI TOKO KASET, INILAH KISAH JADZAB HABIB JA'FAR
ALKAFF KUDUS DAN GUS DUR
Pada suatu hari Gus Dur masuk ke salah satu Mall besar di Jakarta. Entah maksud apa beliau ke Mall tersebu, mencari buuku di Gramedia seperti kegemarannya atau sekedar melihat-lihat baju dan lainnya. Sesampainya di dalam Mall, ada suara memanggil beliau Gus..Gus…Gus Dur!!
Merasa dipanggil, ia pu menoleh ke belakang orang yang memanngil tersebut. Dengan ekspresi kaget, ternyata orang yang memanggil itu adalah sahabat karib nya, Habib Ja’far Alkaff Kudus Allahu Yarham. Saking akrabnya beliau berdua disebutnya bolo plek, “podo waline podo majdzube” (sama-sama wali nya dan jadzab).
Sesaat mereka jumpa, Gus Dur dan Habib Ja’far berjabat tangan dan bertanya hal ikhwal kabar satu sama lain. Tidak ketinggal candaan dan ngobrol humor ngalor ngidul mereka lakukan… Sungguh saat itu pemandangan yang indah dan damai.
Pada waktu itu, secara tiba-tiba Habib Ja’far Alkaff Kudus mengajak Gus Dur melihat-lihat Kaset di salah satu Ruko di pojok Mall tersebut. Toko Kaset (Pita) jadul saat itu, zaman belum ada Mp3 dan video youtube seperti sekarang. Pada zaman itu memang saat puncaknya kekuasaan ordebaru dan tidak lama kemudian reformasi. Saat itu pula Gus Dur masih menjabat sebagai ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Kita ketahui beliau berdua memang suka seni dan musik, pantas juga Gus Dur besemangat mengikuti ajakan Habib Ja’far Alkaff Kudus.
Sesampai di toko kaset. Habib Ja'far memborong kaset
Obbie Mesakh dan dihadiahkan kepada Gus Dur. Sambil memberikan kaset-kaset ke
Gus Dur, Habib Ja'far berkata, "Ini Gus kaset yang bagus sekali",
sembari menunjukkan kaset Obbie Mesakh. Lanjut Habib Ja'far, "Begini
lagunya Gus. SUNGGUH ANEH TAPI NYATA, ORANG BUTA JADI PRESIDEN," dengan
suara lantang dan dinyanyikan berkali-kali oleh Habib Ja'far.
Syair itu gubahan atau plesetan Habib Ja'far dari sepenggal syair "Sungguh aneh tapi nyata, tak kan terlupa.." yang terdapat dalam lagu Kisah-Kasih di Sekolah, Obbie Mesakh yang meluncur tahu 1987.
Tentu saja Habib Ja'far tidak berniat menghina dengan kata "buta". Akan tetapi Habib Ja'far sedang menyuarakan suara hatinya yang jujur atas suatu misteri masa depan yang akan terjadi. Sebentuk menyibak tabir dengan bahasa simbolik atau tanda yang menandai sesuatu yang dituju.
Gus Dur yang paham betul dengan sahabat karibnya itu. Memilih tersenyum dan berterimakasih. Gus Dur paham bahwa sahabatnya itu adalah kekasih Allah, wali, yang weruh sadurunge winara (tahu sebelum kejadian). Barangkali inilah yang disebut la ya'rifu al-wali illa al-wali (tidak mengenal seorang wali, kecuali wali).
Beberapa tahun kemudian. Pak Harto lengser keprabon. Orba runtuh. Reformasi meletus. Lagu Habib Ja'far gubahan dari lagu Obbie Mesakh menjadi kenyataan: Gus Dur jadi Presiden Republik Indonesia.
Perlahan tapi pasti. Weruh sadurunge winara Habib Ja'far dikenal publik. Dua pemilihan presiden, SBY dan Jokowi, membuktikan itu. Habib Ja'far bersuara bahwa yang akan jadi SBY, ya betul SBY jadi Presiden 2 priode. Habib Ja'far bilang yang akan jadi Presiden adalah Jokowi, ya benar Jokowi jadi Presiden 2 periode. Habib Ja'far dengan suara yang mantap menyatakan, "Pak Jokowi dadi meneh. Ping pindo" (Pak Jokowi jadi lagi. 2 kali).
Kalau kita menyimak suaranya, sepertinya Habib Ja'far sangat yakin dengan apa yang diucapkannya. Bahkan seakan sesuatu yang sedang dikatakan adalah nyata dan hadir di depan mata. Padahal berisi sebuah prediksi masa depan yang masih banyak kemungkinan yang akan terjadi Sebab, seringkali beliau mengatakannya berkali-kali. Jokowi Presiden. Jokowi dadi meneh..Jokowi dadi meneh.
Habib Ja'far terkenal majdzub. Orang yang kesadarannya ditarik dari kesadaran manusiawi ke kesadaran Ilahi.Karena memang jadzab arti dasarnya tertarik.Sehingga gaya hidup dan pandangan hidupnya sering kali berbeda dengan masyarakat umum. Kehidupan dan cara memandang sesuatu terlihat anti mainstream, khawariq al-'adat.
Mungkin bagi kita yang awam, Kita hanya melihat fisiknya Habib Ja'far. Rambut gondrong. Kumis tebal sampai menutupi bibirnya. Kuku-kukunya yang panjang-panjang. Akan tetapi fisiknya terlihat selalu bersih. Tapi kita tidak tahu gerak perubahan substansial yang terjadi di alam spiritualitasnya yang dinamis dan dahsyat.
Selain Habib Ja'far Alkaff. Ada Habib Syaikhon yang terkenal majdzub. Di kalangan para kiyai pun kita banyak mengenal kiyai-kiyai yang majdzub atau jadzab. Dalam kitab dan dalam pengalaman realitas bahwa jadzab itu ada dua macam. Pertama, jadzab yang bersifat sementara alias berbatas waktu. Ketika sedang jadzab, seseorang hidup anti manstream. Setelah move on dari jadzabnya, ia kembali hidup seperti manusia pada umumnya. Kedua, jadzab yang bersifat semi permanen sampai ajal menjemputnya.
Hari ini, 1 Januari 2021 Habib a'far Alkaff telah kembali ke Haribaan-Nya. Meninggalkan alam fana, dan baqa bersama Kekasihnya, yaitu Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Innalillahi wa inna ilaihi raji'un. Kedua sahabat karib, Habib Ja'far dan Gus Dur, meninggalkan alam fana ini hanya beda satu hari. Gus Dur wafat 30 Desember. Habib Ja'far 1 Januari.
Pesan substansial yang saya tangkap, Bahwa betapa Habib Ja'far Alkaff sangat mencintai bangsa dan negara ini.Sehingga tak pernah berhenti memikirkan dan mendoakan untuk kebaikan dan kemaslahatan bangsa ini. Habib Ja'far adalah salah satu patok panceng dan rujukan bagi bangsa ini, marja', telah meninggalkan kita semua.
Komentar0